Penelitian oleh WHO mendapatkan bahwa sekitar 80 persen masyarakat dunia
telah menggunakan obat herbal dari tanaman atau tumbuhan untuk
dijadikan obat herbal atau obat alami dalam merawat kesehatan.
Meski obat herbal tergolong pengobatan yang aman, namun anda tetap
harus memperhatikan beberapa hal sebelum menggunakannya, termasuk
didalamnya dengan memperhatikan faktor keamanan dan efek sampingnya.
Ada 3 jenis obat herbal menurut badan POM, yaitu:
1. Jenis Obat Herbal berupa Jamu
Jamu merupakan obat trandisional dari ramuan bahan-bahan alami seperti
beras kencur, kunyit asam, temulawak, brotowali dan masih banyak lagi.
Pihak BPOM telah mengeluarkan standar produksi obat tradisionl yang
dikenal dengan CPOTB (Cara pembuatan Obat Tradisional yang Baik)
2. Jenis Obat Herbal terstandar
Obat herbal terstandar adalah obat herbal yang didapat dari bahan alami
yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji
praklinik dan bahan bakunya telah distandarisasi.
3. Jenis Obat Herbal Eieoformaka
Eieoformaka merupakan standar yang lebih tinggi lagi terhadap obat
herbal. Eieoformaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keaman dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji
klinik. Obat jenis ini telah melalui proses standarisasi produksi dan
bahan baku. Setelah lolos uji klinik makan obat herbal tersebut akan
memiliki evidance based herbal medicine, yang artinya telah memiliki
bukti medis terhadap khasiat dan keamanannya bagi manusia.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat-obatan herbal antara lain:
1. Ketahui Kandungan racun yang mungkin dikandung tanaman herbal yang
digunakan. Jadi pastikan obat herbal yang dikonsumsi telah terdaftar di
BPOM untuk menjaga keamanannya.
2. Jika anda sedang dalam pengobatan tertentu, sebaiknya konsultasikan
dahulu kepada dokter apabila ingin menggunakan obat herbal (terlebih
obat herbal yang terdiri dari beberapa jenis bahan herbal) karena dapat
beritneraksi dengan obat yang sedang dikonsumsi.
3. Efek yang merugikan pada organ tertentu, seperti sistem kardiovaskuler, sistem saraf, hati, ginjal dan kulit.
4. Perhatikan keamanan obat-obatan herbal untuk pengguna yang rentan,
misalnya: anak-anak dan remaja, lansia, wanita selama kehamilan dan
menyusui, pasien dengan kanker dan pasien bedah. Pastikan tertulis di
kemasan obat herbal, bahwa obat tersebut aman untuk dikonsumsi oleh
wanita hamil atau menyusui. Beritahukan kepada dokter mengenai
penggunaan obat herbal yang anda konsumsi agar tidak berefek buruk pada
operasi bedah.
5. Interaksi yang mungkin terjadi di antara komponen obat herbal, agar tidak terjadi efek samping yang buruk setelah dikonsumsi.
6. Kapankah waktu penggunaan yang tepat.
Pada obat, efek samping ini dapat terkait beberapa hal, antara lain:
- Pemalsuan produk,
- Mutu produk yang rendah, karena kurang pengawasan produksi, dll.
- Kontaminasi zat-zat asing dari luar,
- Masa pemakaian yang habis, kedaluarsa.
Ada beberapa contoh obat herbal alami atau tanaman herbal yang banyak
digunakan untuk berbagai penyakit. Seperti misalnya obat asam urat, obat
diabetes, dan berbagai macam manfaat obat herbal lainnya.
Berikut adalah beberapa jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai obat:
1. Kumis Kucing
Tumbuhan ini memiliki bunga yang menyerupai kumis kucing, sehingga
sering disebut kumis kucing. Khasiat dari tumbuhan kumis kucing adalah
untuk mengobati penyakit encok, infeksi kandung kemih, anyang-anyangan,
infeksi ginjal, serta dapat menghilangkan panas.
Cara penggunaan:
Dengan direbus di dalam air hingga mendidih, kemudian airnya diminum.
2. Daun Sambiloto
Tanaman yang satu ini dikenal dapat menyembuhkan penyakit hepatitis,
diare, radang yang disebabkan oleh amandel, demam, sakit gigi, kencing
manis, asma (sesak nafas), tuberculosis, kusta, tumor, paru, radang
paru-paru, radang usus buntu, kehamilan anggur, dll.
Cara penggunaan:
Dengan merebus, lalu diminum airnya.
3. Lidah Kucing atau Bunga Pukul Delapan
Tanaman ini berkhasiat untuk menyembuhkan rematik sendi, perut kembung,
bisa juga untuk meningkatkan nafsu makan, mengobati luka memar dan
bisul.
Cara penggunaan:
Dengan merebus bagian daun atau akarnya, kemudian air rebusan tersebut
diminum. Untuk mengobati luka memar atau bisul dapat dengan cara
ditumbuk daun atau akarnya sampai halus kemudian tambahkan sedikit kapur
sirih, lalu oleskan pada luka tersebut.
4. Bunga Tahi Ayam
Tanaman ini terkenal dengan bau bunganya yang khas. Tak hanya itu,
ternyata tumbuhan yang satu ini dapat menyembuhkan beberapa jenis
penyakit, misalnya radang mata, sariawan, batuk, sakit gigi, kejang pada
anak, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), radang tenggorokan, dan
bronchitis.
Cara pemakaian:
Dengan merebus bagian bunga atau akarnya yang sudah dikeringkan. Tambahkan sedikit gula merah atau gula enau. Lalu minum.
5. Nigella Sativa (Jintan Hitam)
Tumbuhan yang satu ini menjadi sangat populer akhir-akhir ini. Nigella
sativa atau dikenal juga dengan jintan hitam atau black seed, merupakan
tumbuhan yang memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan tubuh kita.
Sudah banyak disediakan yang sudah diolah.
Tumbuhan ini dapat mengobati berbagai macam penyakit kecuali kematian.
Tak hanya digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit, jintan
hitam juga dapat dikonsumsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
6. Untuk Bahan alami obat jerawat tradisional bisa menggunakan daun jambu, pepaya, daun sirih, tomat, jeruk nipis
Penggunaan obat herbal yang perlu diperhatikan :
1. Mahkota dewa
Bijinya tidak boleh dikonsumsi secara langsung karena sangat beracun. Tidak boleh digunakan wanita yang lagi haid.
2. Daun Seledri (Apium graveolens)
Tanaman ini telah terbukti mampu menurunkan tekanan darah, tetapi pada penggunaannya harus berhati-hati karena pada dosis berlebih (over dosis) dapat menurunkan tekanan darah secara drastis sehingga jika penderita tidak tahan dapat menyebabkan shock. Oleh karena itu dianjurkan agar jangan mengkonsumsi lebih dari satu gelas perasan seledri untuk sekali minum.
3. Gambir
Gambir umum digunakan untuk menghentikan diare. Akan tetapi penggunaan lebih dari ukuran satu ibu jari justru bukan hanya menghentikan diare tetapi akan menimbulkan kesulitan buang air besar selama berhari-hari.
4. Minyak Jarak (Oleum recini)
Minyak ini biasa digunakan untuk mengobati urus-urus. Akan tetapi jika penggunaannya tidak terukur akan menyebabkan iritasi saluran pencernaan.
5. Keji beling atau pecah beling (Strobilantus crispus)
Tanaman ini digunakan untuk mengobati batu ginjal. Akan tetapi jika
pemakaian melebihi 2 gram serbuk sekali minum, bisa menimbulkan iritasi
saluran kemih. Selain itu, pada beberapa pasien yang mengonsumsi keji
beling untuk mengobati sakit batu ginjal, ternyata ditemukan adanya
sel-sel darah merah dengan jumlah melebihi batas normal pada urinenya.
Kemungkinan hal ini disebabkan daun kejibeling merupakan diuretik kuat
sehingga dapat menimbulkan iritasi pada saluran kemih. Akan lebih tepat
bagi mereka jika menggunakan daun kumis kucing (Ortosiphon aristatus)
yang efek diuretiknya lebih ringan dan dikombinasi dengan daun tempuyung
(Sonchus arvensis) yang tidak mempunyai efek diuretik kuat tetapi dapat
melarutkan batu ginjal berkalsium.
6. Pasak bumi
Jika digunakan jangka panjang dapat merusak hati. Efek samping obat
herbal ini bisa dihindari jika cara pemakaian benar dan sudah diuji
praklinik dan uji klinik, seperti dilakukan pada obat konvensional.
Dari semua obat herbal, baik yang sudah siap pakai, ataupun yang
harus diolah secara manual, anda harus tetap berhati-hati dengan
memperhatikan cara penggunaan yang tepat baik dari sisi dosis, serta
faktor keabsahan keamanannya. Dokter dan ahli di bidangnya akan lebih
baik untuk diajak berkonsultasi tentang obat herbal yang akan gunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar