WELCOME TO ENDE FLORES KOTA RAHIMNYA PACASILAKOTA RAHIMNYA PACASILA

Selasa, 17 Desember 2013

ASKEP LANSIA DENGAN JANTUNG KORONER


1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner dalam suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyakit jantung koroner diakibatkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri (Yenrina, Krisnatuti, 1999).

Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darahke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung (Kartohoesodo, 1982).

2. Etiologi Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Penyakit jantung koroner adalah ketidak seimbangan antara demand dan supplay atau kebutuhan dan penyediaan oksigen otot jantung dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau penyediaan yang menurun, atau
bahkan gabungan diantara keduanya itu, penyebabnya adalah berbagai faktor. Denyut jantung yang meningkat, kekuatan berkontraksi yang meninggi, tegangan ventrikel yang meningkat, merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan dari otot-otot jantung. Sedangkan faktor yang mengganggu penyediaan oksigen antara lain, tekanan darah
koroner meningkat, yang salah satunya disebabkan oleh artheroskerosis yang mempersempit saluran sehingga meningkatkan tekanan, kemudian gangguan pada otot regulasi jantung dan lain sebagainya. Manifestasi klinis dan penyakit jantung koroner ada berbagai macam, yaitu iskemia mycocard akut, gagal jantung disritmia atau gangguan irama jantung dan mati mendadak (Margaton, 1996).
3. Patofisiologi

Penyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (PLAK) yang mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima, atau permukana bagian dalam pembuluh darah. Plak ini membuat intima menjadi kasar, jaringan akan berkurang oksigen dan zat gizi sehingga menimbulkan infark, penyakit jantung koroner menunjukkan gejala gizi terjadi infark miokard atau bila terjadi iskemia miokard seperti angina pectori.
Kolesterol serum dibawa oleh beberapa lipoprotein yang diklasifikasikan menurut densitasnya. Lipoprotein dalam urutan densitas yang meningkat adalah kilomikron. VLDL (Very Low Density Lopoprotein). LDL (low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) membawa hampir seluruh kolesterol dan merupakan yang paling aterojenik. HDL menurunkan resiko penyakit jantung ke hati, tempat kolesterol di metabolisme dan di ekskresikan. Orang dewasa dapat diklasifikasikan sebagai beresiko penyakit jantung koroner berdasarkan jumlah total dan kadar kolesterol LDL-nya (Moore, 1997).
4. Penyebab Jantung Koroner

Penyakit jantung yang diakibatkan oleh penyempitan pembuluh nadi koroner ini disebut penyakit jantung koroner. Penyempitan dan penyumbatan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Dalam kondisi lebih parah kemampuan jantung memompanya darah dapat hilang. Hal ini akan merusak system golongan irama jantung dan berakibat dengan kematian (Krisatuti dan Yenrina, 1999).
Salah satu penyebab penyakit jantung koroner adalah kebiasaan makan makanan berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam peredarah darah dan diserap tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim lipase menjadi gliserol. Sebagian sisa lemak akan disimpan di
hati dan metabolisme menjadi kolesterol pembentuk asam empedu yang berfungsi sebagai pencerna lemak, berarti semakin meningkat pula kadar kolesterol dalam darah. Penumpukan tersebut dapat menyebabkan (artherosklerosis) atau penebalan pada pembuluh nadi koroner (arteri koronoria). Kondisi ini menyebabkan kelenturan pembuluh nadi menjadi berkurang, serangan jantung koroner akan lebih mudah terjadi ketika pembuluh nadi mengalami penyumbatan ketika itu pula darah yang membawa oksigen ke jaringan dinding jantung pun terhenti (Sulistiyani, 1998).

5. Gejala Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner sering ditandai dengan rasa tidak nyaman atau sesak di dada, gejala seperti ini hanya dirasakan oleh sepertiga penderita. Rasa nyeri terasa pada dada bagian tengah, lalu menyebar keleher, dagu dan tangan. Rasa tersebut akan beberapa menit kemudian. Rasa nyeri muncul karena jantung kekurangan darah dan supplay oksigen. Gejala ini lain menyertai jantung koroner akibat penyempitan pembuluh nadi jantung adalah rasa tercekik (angina pectoris). Kondisi ini timbul secara tidak terduga dan hanya timbul jika jantung dipaksa bekerja keras. Misal fisik dipaksa bekerja keras atau mengalami tekanan emosional. Pada usia lanjut gejala serangan jantung sering tidak disrtai keluhan apapun, sebagian hanya merasa tidak enak badan. Gejala penyakit jantung koroner pada umumnya tidak spesifik untuk didiagnosa angina pectoris (masa tercekik). Biasanya diperoleh riwayat penyakit orang bersangkutan, sedangkan pemeriksaan fisik kurang menunjukkan data yang akurat. Pada keadaan tenang eletro diagram pada orang yang menghidap angina pectoris akan terlihat normal pada keadaan istirahat. Sebaliknya menjadi normal saat melakukan kerja fisik. Riwayat angina pectoris tidak stabil lebih sulit dikendalikan karena terjadi secara tidak terduga kasus ini menjadi mudah terdeteksi jika disertai dengan nyeri sangat hebat di dada, disertai dengan gejala mual, takut dan merasa sangat tidak sehat. Berbeda dengan kasus infak miokardia pada kelainan jantung yang satu ini dapat diketahui melalui penyimpanan irama jantung saat pemeriksaan melalui elektro kardiografi dan dikatikan dengan peningkatan kadar enzim jantung dalam darah, juga dalam perkembangan penyakit jantung koroner biasanya disertai kelainan kadar lemak dan trombosit darah penderita yang diikuti oleh kerusakan endoterium dinding pembuluh nadi (Krisnatuti dan Yenria, 1999).

1.      PENGKAJIAN
A.                Data Demografi Lansia
1.                  Jumlah penduduk        = 1009 jiwa

2.                       Jumlah lansia per RT
·           RT 01                 = 13
·           RT 02                 = 22
·           RT 03                 = 51
Jumlah                = 86

3.                       Pengelompokan menurut umur
·    60-69 tahun           = 53
·    70-79 tahun           = 22
·    ³ 80 tahun = 11
       Jumlah                = 86

4.                       Pengelompokan menurut jenis kelamin
·           Laki-laki             = 33
·           Perempuan         = 53
       Jumlah                = 86

5.                       Pengelompokan menurut agama
·           Islam                  = 84
·           Kristen               = 02
Jumlah                = 86

6.                       Pengelompokan menurut status dalam keluarga
·           Kepala Keluarga            = 52
·           Anggota Keluarga         = 34
Jumlah                            = 86

7.                       Pengelompokan menurut pendidikan          
·           Tidak sekolah     = 26
·           SD                      = 53
·           SMP                   = 06
·           SMA                  = 01
Jumlah                = 86
8.                       Pengelompokan menurut pekerjaan
·           Tidak bekerja     = 70
·           Pensiunan PNS  = 02
·           Swasta               = 14
Jumlah                = 86

B.                 Data Kesehatan Lansia
·           Sehat                  = 32
·           Sakit                   = 54
Jumlah                = 86

C.                Jenis kasus penyakit/gangguan kesehatan:
·           Jantung koroner             = 29
·           Hipertensi                      = 23
·           Stroke                            = 09
·           Lain-lain                         = 22
Jumlah                            = 83

D.                Kemandirian Aktivitas
·           Mandiri                          = 52
·           Sedikit dibantu              = 29
·           Dibantu sepenuhnya      = 05
Jumlah                            = 86

E.                 Status Gizi
·           Obesitas             = 02
·           Normal               = 80
·           Malnutrisi           = 04
Jumlah                = 86

F.                 Data Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium tes urine terhadap 52 orang lansia sebagai berikut:
1.                  Glukosa
·         Negatif                                          = 23
·         Positif                                            = 29
Jumlah                                           = 52

2.                  Protein
·         Negatif                                          = 30
·         Trace                                             = 13
·         Positif                                            = 09
Jumlah                                           = 52

3.                  pH
·         Asam                                             = 03
·         Netral                                            = 45
·         Basa                                              = 04
Jumlah                                           = 52



2.      ANALISA DATA

Kekuatan

Kelemahan

Tantangan

Peluang
Terdapat sejumlah 86 orang lansia di RW 04 Kel. driyorejo


Terdapat 52 orang lansia masih menjalankan peran sebagai Kepala Keluarga.



Tingkat pendidikan lansia:     
·       SD              = 53
·       SMP           = 06
·       SMA          = 01
     Jumlah        = 60



Terdapat 16 orang lansia masih bekerja/mempunyai penghasilan tetap

Terdapat 32 orang lansia dalam keadaan sehat.

Tingkat kemandirian aktivitas
·       Kategori A = 52

Terdapat 80 orang lansia dengan status gizi normal.
Sistem pendukung program peningkatan kesehatan lansia:
-          Ketua RW/RT
-          Karang Taruna
-          Kader Kesehatan/PKK
-          Puskesmas

Terdapat 26 orang lansia yang tidak berpendidikan.


Terdapat 70 orang lansia tidak bekerja/tidak mempunyai penghasilan tetap.




Terdapat 54 orang lansia dalamkeadaan sakit. Jenis kasus penyakit/gangguan kesehatan:
·      Jantung koroner   = 29
·      Hipertensi            = 23
·      Stroke                  = 09
·      Lain-lain                 = 22
     Jumlah                   = 83

Tingkat kemandirian aktivitas:
·      Dibantu sebagian               = 29
·      Dibantu sepenuh                = 05
Jum        Jumlah                               = 34

Terdapat 2 orang lansia dengan status gizi lebih dan 4 orang lansia dengan status gizi kurang.

Hasil pemeriksaan laboratorium tes urine terhadap 52 orang lansia sebagai berikut:
- Glukosa
·      Negatif    = 23
·      Positif      = 29
Jumlah     = 52
- Protein
·      Negatif    = 30
·      Trace        = 13
·      Positif      = 09
Jumlah     = 52
- pH
·      Asam       = 03
·      Netral      = 45
·      Basa         = 04
Jumlah     = 52

Belum terbentuknya Pokjakes Lansia.

Posyandu lansia belum terbentuk

Pembinaan kesehatan lansia merupakan program baru yang belum dikenal masyarakat luas.

Pembinaan kesehatan lansia memberikan beban kerja baru bagi kader Pokjakes dan Ketua RW/RT.


Belum terjalin kerjasama lintas sektoral dalam pembinaan kesehatan lansia, khususnya di RW 04 Kelurahan Driyorejo.


Terdapat program pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas.


Terdapat mahasiswa praktek keperawatan komunitas PSIK-FK Unair di RW 04 Kelurahan driyorejo selama ± 3 bulan (6 Januari s/d 28 september 2012).


3.      MASALAH
1)        Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan lansia.
2)        Kurangnya kemampuan masyarakat dalam melaksanakan tindakan pencegahan dan peningkatan kesehatan lansia
3)        Kurangnya kemampuan masyarakat dalam merawat lansia yang sakit.

4.      RENCANA INTERVENSI
A.                Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan lansia
Tujuan          :  Masyarakat mampu mengenal masalah kesehatan yang lazim terjadi pada lansia.
Intervensi     :  1) Pembentukan Pokjakes
                        2) Pendidikan kesehatan terhadap kader Pokjakes Lansia tentang:
-       Proses Menua
-       Masalah-masalah kesehatan yang lazim terjadi pada lansia
-       Upaya pemeliharaan kesehatan pada lansia.

B.                 Kurangnya kemampuan masyarakat dalam melaksanakan tindakan pencegahan dan peningkatan kesehatan lansia
Tujuan          :  Masyarakat mampu melaksanakan tindakan pencegahan dan peningkatan kesehatan lansia.
Intervensi     :  1) Pelaksanaan Posyandu Lansia
                        2) Latihan kader lansia:
-       Pemeriksaan tanda-tanda vital
-       Pengukuran TB dan BB serta penghitungan indeks massa tubuh
-       Penilaian tingkat kemandirian aktivitas lansia.
                       
C.                 Kurangnya kemampuan masyarakat dalam merawat lansia yang sakit
Tujuan          :  Masyarakat mampu merawat lansia yang sakit.
Intervensi     :  1) Pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anggota keluarga lansia yang sakit.
                        2) Latihan kader lansia:
-       Pemeliharan self care.
-       Prosedur pengurusan Kartu Sehat bagi lansia yang tidak mampu.
-       Prosedur pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas dan sistem rujukan

1 komentar: