Baru-baru ini, channel kesehatan Phoenix.net
telah menerbitkan sebuah artikel tentang sikap berjalan yang dapat
memprediksi kondisi kesehatan seseorang. Artikel tersebut membeberkan 8
jenis cara berjalan yang berhubungan dengan usia seseorang. Artikel
tersebut telah tersebar sangat pesat di website.
Lantas, cara berjalan yang bagaimanakah yang dapat memprediksi kondisi kesehatan seseorang?
1. Kecepatan Berjalan Sangat Lambat – Prediksi: Usia Pendek
Kesimpulan
hasil rangkuman dari 9 item studi oleh peneliti dari University of
Pittsburgh, AS, menyimpulkan bahwa kecepatan berjalan dapat memprediksi
dengan baik usia seseorang, terlebih untuk kelompok manula di atas usia
75 tahun cenderung relatif lebih tepat. Kecepatan berjalan seseorang
pada umumnya ialah 0,9 m/detik, jika kurang dari 0,6 m/ detik,
kemungkinan oang itu menghadapi kematian akan lebih besar, namun
sebaliknya kecepatan berjalan melebihi 1 m/ detik, usia orang tersebut
diprediksi akanlebih panjang.
2. Berjalan Tanpa Gerakan Lengan- Prediksi: Punggung Bagian Bawah Bermasalah
Para
ahli fisiologi berpendapat, di saat mengayunkan kaki kiri melangkah ke
depan, tulang punggung akan berputar ke kanan, seiring dengan itu lengan
kanan juga akan tergerak. Jika seseorang berjalan nyaris tanpa gerakan
lengan, maka hal itu mengindikasikan terjadi pembatasan dari punggung
yang mengakibatkan punggung mudah terluka atau nyeri.
Petunjuk
ahli: Memperbaiki gaya berjalan dimulai dari memperbaiki sikap berdiri.
Dapat memeriksa sendiri di depan kaca cermin besar di rumah. Orang
bercermin di depan kaca, akan membusungkan dada dan menegakkan kepala
dengan sendirinya. Kemudian, ketika berjalan perhatikan dengan gaya
tetap berdiri seperti ketika bercermin tadi, tidak miring ke kiri-kanan
juga tidak condong ke depan.
Gaya
berjalan yang benar seharusnya adalah: kedua mata menatap lurus ke
depan, kepala agak ditegakkan, leher lurus, membusungkan dada secara
alami, pinggang tegak, perut bagian bawah sedikit ditarik ke dalam,
pantat sedikit menonjol ke belakang, ketika kaki melangkah, titik berat
telapak kaki condong ke internal persendian Metetarsophalangeal (tulang
Metatarsus dan tulang jari kaki).
3. Telapak Kaki Menyentuh Tanah Lebih Dahulu dengan Keras – Prediksi: Lumpuh Stroke atau Protrusi IntervertebraDisc
Mantan
ketua American Podiatric Association berpendapat, ketika orang sehat
melangkahkan kakinya, tumitnya akan menyentuh tanah terlebih dahulu,
akan tetapi jika seseorang berjalan dengan telapak kakinya menyentuh
tanah dengan keras, kebanyakan dikarenakan kekuatan pengendalian ototnya
melemah. Hal ini mengindikasikan kemungkinan mengalami kelumpuhan
karena stroke, atau saraf terjepit yang dikarenakan protrusi
intervertebral disc, sehingga fungsi otot dan saraf terganggu.
4. Langkah Kaki Kecil – Prediksi: Degenerasi Tulang Tempurung Lutut
Sesaat
tumit menyentuh tanah, lutut seharusnya tetap tegak lurus, jika tidak,
maka mengindikasikan kemungkinan daya gerak tulang lutut atau
elastisitas tulang pantat mengalami keterbatasan, dege-nerasi fungsi
seperti ini dapat diatasi de-ngan pengurutan/pemijatan.
5. Kaki Pengkar – Prediksi: Indikasi Terjadi Osteoarthritis
Ahli
bedah plastik berpendapat bahwa bentuk kaki seperti ini pada umumnya
dikarenakan menderita osteoarthritis. Sebanyak 85% orang, pasti sedikit
banyak akan mengalami penderitaan penyakit tulang tempurung lutut ini,
yang pada umumnya adalah akibat tulang aus/ tergerus karena usia lanjut.
Jika penyakit tersebut serius, dapat diperbaiki dengan bantuan
penyangga.
6. Berbentuk V – Prediksi: Menderita Rheumatoid Arthritis
Akibat
mengalami radang persendian, sebanyak 85% penderita dapat mengakibatkan
langkah kaki berbentuk V, yang dalam ilmu kedokteran disebut Valgus
lutut. Terlihat betis bengkok keluar dan tidak dapat diluruskan,
berjalan amat sulit, kedua lutut mendekat, namun kedua langkah kaki
mengarah keluar. Sikap berjalan semacam ini lain daripada yang lain,
terlihat kikuk.
7. Berjalan Jinjit – Prediksi: Kemungkinan Terdapat Luka pada Otak
Kedua
kaki berjalan jinjit berhubungan dengan ketegangan otot, ketika terjadi
kerusakan pada tulang punggung atau otak, juga dapat timbul kondisi
tersebut. Pada balita yang baru belajar jalan juga sering terlihat
kondisi seperti itu, hal itu memang tidak perlu dikhawatirkan, namun
jika terus menerus demikian, bawalah ke dokter anak untuk pemeriksaan
lebih lanjut.
Gaya jalan tersebut lebih banyak dijumpai pada kaum perempuan, dokter orthopedic (ahli penyakit kaki) beranggapan bahwa hal ini dikarenakan perempuan senantiasa memakai sepatu hak tinggi dalam jangka panjang, sehingga mengakibatkan otot betis terlampau ketat. Oleh karena itu, begitu tumit menyentuh lantai akan dengan cepat mengangkat kakinya. Disarankan untuk mengurangi pemakaian sepatu hak tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar