WELCOME TO ENDE FLORES KOTA RAHIMNYA PACASILAKOTA RAHIMNYA PACASILA

Selasa, 25 Februari 2014

Asap Rokok dan Polusi, Mana yang Lebih Bahaya bagi Ibu Hamil?


Asap yang mengepul dari sebatang rokok kerap dihindari para ibu hamil. Alasannya, asap itu berbahaya bagi kesehatan janin. Tapi saat menghadapi udara yang tercemar asap knalpot dan limbah industri, para ibu hamil cenderung tak peduli.


Padahal, bahaya yang ditimbulkan oleh polusi udara tidak jauh beda dengan asap rokok. Paparan polusi udara tinggi meningkatkan risiko gangguan tekanan darah tinggi saat hamil. Hal itu yang diungkapkan para peneliti dari University of Florida. Mereka mengatakan, polusi udara mengandung gas berbahaya dalam dua tipe tertentu dalam partikularnya, yakni karbon monoksida dan sulfur dioksida.
Bahaya asap rokok dan polusi bagi ibu hamil
Sulfur dioksida sebagian besar diperoleh dari limbah limbah industri dan pembangkit listrik. Sedangkan karbon monoksida diperoleh dari asap knalpot. Penilitian tersebut berfokus pada hipertensi pada ibu hamil, dan penyebab terjadinya kelahiran prematur.

"Perkembangan janin sangat sensitif terhadap faktor lingkungan," ujar Dr Xu Xiaohui, asisten profesor epidemiologidi perguruan tinggi Public Health and Health Professions and Medicine.

Risiko Hipertensi

Gangguan hipertensi diperkirakan memengaruhi sekitar 10 persen dari kehamilan, meskipun risiko serius hipertensi dapat menyerang ibu dan bayi kapanpun.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, para peneliti mengkaji data dari wanita yang melahirkan di Jacksonville, Florida, antara 2004 dan 2005 dan data lingkungan dari komunitas mereka. Sampel meliputi lebih dari 22.000 wanita hamil.

Para peneliti mengukur berapa banyak polusi yang terpapar pada wanita hamil untuk mengukur tingkat polutan.

Hasilnya, 4,7 persen wanita mengalami peningkatan gangguan hipertensi selama kehamilan. Penyebabnya adalah paparan polusi udara yang didapat selama dua trimester pertama kehamilan.

Peneliti menyimpulkan hal tersebut setelah sebelumnya mengendalikan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi risiko seorang wanita mengalami peningkatan hipertensi, seperti status sosial ekonomi, paparan polusi udara, dan merokok selama kehamilan.

Tetapi para ilmuwan mengatakan mereka tidak bisa menentukan secara pasti apakah paparan awal kehamilan atau akhir kehamilan yang lebih meningkatkan risiko seorang wanita mengalami hipertensi.

"Sepertinya seluruh periode memiliki dampak yang sama," ujar Dr Xu.
Untuk itu para peneliti mengatakan, mengendalikan pencemaran udara sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi berbahaya pada wanita hamil dan bayi. Para peneliti berencana untuk memperluas penelitian mereka di seluruh negara dan juga memeriksa kondisi lain yang dipengaruhi polusi.

"Kami mencoba untuk melihat beberapa hasil. Kami juga ingin melihat kelahiran prematur dan berat lahir rendah dan mencari tahu apa efek dari pernapasan yang terkontaminasi udara pada perkembangan janin,"

1 komentar: