BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak
dapat hidup di dunia luar. Lamanya kehamilan normal 280 hari atau 40 minggu
dihitung dari pertama haid yang terakhir anak baru mungkin hidup di dunia luar
jika beratnya mencapai 1000 gr atau umur kehamilan 28 minggu.
Abortus dapat dibagi menjadi abortus spontan
(terjadi dengan sendiri) yang merupakan + 20 % dari kasus abortus dan
abortus provokatus (disengaja) kejadian ini 80 % dari semua abortus.
Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus
buatan banyak tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi, juga karena
sebagian abortus spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga
pertolongan media tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai haid
terlambat. Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15%.
Salah satu abortus spontan adalah abortus incompletus
dimana sebagian kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian (biasanya jaringan
plasenta masih tertinggal di dalam. Gejala klinis yang
mungkin terjadi yang disebabkan
oleh sisa hasil konsepsi dari uterus antara lain perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan
anemis. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan
keadaan gawat. Terjadi infeksi dengan di tandai suhu
tinggi serta dapat terjadi degenerasi ganas (korio
karsinoma)
Penangananannya yaitu dalam keadaan gawat karena kekurangan darah, dapat
di pasang infus dan tranfusi darah, untuk memulihkan keadaan umum. Dan untuk pengobatannya di berikan
Uterotonika serta Antibiotika untuk menghindari infeksi.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan
Umum
Diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada Ny’’R’’ GIV P20012 UK 12 - 13 minggu dengan abortus incompletus di Ruang VK Bersalin RS Nahdlatul Ulama Tuban.
1.2.2
Tujuan
Khusus
1.
Mahasiswa mampu melakukan
pengkajian yaitu mengumpulkan data subyektif dan data obyektif pada Ny’’R’’ GIV P20012 UK 12 - 13 minggu
dengan abortus incompletus di Ruang
VK Bersalin RS Nahdlatul Ulama Tuban
2.
Mahasiswa diharapkan mampu
menentukan diagnosa dan masalah kebidanan pada Ny’’R’’ GIV P20012
UK 12 - 13 minggu dengan abortus incompletus di Ruang VK Bersalin RS Nahdlatul Ulama Tuban
3.
Mahasiswa diharapkan mampu
menentukan diagnosa dan masalah potensial pada Ny’’R’’ GIV P20012
UK 12 - 13 minggu dengan
abortus incompletus di Ruang VK Bersalin RS Nahdlatul Ulama Tuban
4.
Mahasiswa mampu
mengidentifikasi tindakan segera atau kolaborasi pada Ny’’R’’ GIV P20012
UK 12 - 13 minggu dengan
abortus incompletus di Ruang VK
Bersalin RS Nahdlatul Ulama Tuban
5.
Mahasiswa mampu mengembangkan
rencana asuhan secara menyeluruh pada Ny’’R’’ GIV P20012
UK 12 - 13 minggu dengan
abortus incompletus di Ruang VK
Bersalin RS Nahdlatul Ulama Tuban
6.
Mahasiswa mampu melaksanakan rencana secara
efisien dan aman pada Ny’’R’’ GIV P20012 UK 12 - 13
minggu dengan abortus
incompletus di Ruang VK Bersalin RS
Nahdlatul Ulama Tuban
7.
Mahasiswa mampu mengevaluasi
asuhan yang telah diberikan. pada Ny’’R’’ GIV P20012
UK 12 - 13 minggu dengan
abortus incompletus di Ruang VK
Bersalin RS Nahdlatul Ulama Tuban
1.3
Ruang Lingkup
Ruanglingkup Asuhan Kebidanan ini saya batasi pada
Asuhan Kebidanan pada Ny’’R’’ GIV P20012
UK 12 - 13 minggu dengan
abortus incompletus di Ruang VK
Bersalin RS Nahdlatul Ulama Tuban.
1.4
Metode Penulisan
Metode penulisan ini menggunakan metode studi
dengan pendekatan proses kebidanan yang memberikan Asuhan Kebidanan pada pasien
secara langsung untuk memberi gambaran secara nyata atau langsung mengenai
proses Asuhan Kebidanan.
1.4.1
Data
Primer
a. Observasi
Yaitu megadakan pengamatan
langsung kepada pasien untuk memperoleh data yang benar dan obyektif.
b. Wawancara
Yaitu melakukan tanya jawab
kepada keluarga untuk mendapatan data subyektif – menggali / mengatahui keluhan pasien / respon pasien.
c. Pemeriksaan Fisik
Yaitu melakukan pemeriksaan
fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi.
1.4.2
Data
Sekunder
a. Studi pustakaan dan praktek lapangan
Yaitu menarik informasi melalui beberapa sumber yang berasal dari interatur yang
menjadikan landasan teoritis dan memberikan asuhan kebidanan.
b. Pemeriksaan penunjang
Yaitu pemeriksaan untuk
melengkapi data primer yang meliputi laboratorium dan USG.
1.5
Pelaksanaan Praktek
Asuhan kebidanan ini dilakukan
di Ruang VK Bersalin RS Nahdlatul Ulama Tuban
tanggal 18-26 Februari 2011.
1.6
Sistematika Penulisan
BAB I : Berisi pendahuluan yang terdiri dari I dari latar belakang, tujuan,
ruang lingkup, metode penulisan, pelaksanaan praktek, dan sistematika
penulisan.
BAB II : Landasan teori yang berisi dari konsep dasar abortus, konsep dasar abortus
incompletus, konsep dasar
menurut Helen Varney.
BAB III : Tinjauan kasus yang berisi pengkajian, interprestasi data,
identifikasi diagnosa dan masalah potensial, kebutuhan segera, intervensi atau
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
BAB IV : Kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Dasar Abortus
2.1.1
Definisi
Ø Abortus adalah keadaan terputusnya suatu
kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus (berat fetus
antara 40 – 1000 gr) atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu (Eastman,
Synopsis Kebidanan jilid 1)
Ø Abortus adalah dikeluarkannya hasil
konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari
1000 gr atau umur hamil kurang dari 28 minggu.
(Prof. Dr.
Ida Bagus Gde Manuaba, SP 06).
Ø Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi
sebelum usia kehamilan 28 minggu yaitu fetus belum viable by law (Jeffcoat,
Synopsis kebidanan jilid 1).
Ø Abortus adalah berat janin kehamilan
sebelum janin dapat hidup (viable) berat janin di bawah 1000 gr. Tua kehamilan
di bawah 28 minggu (Sarwono, YBP 2006).
2.1.2
Etiologi
Keguguran tak lengkap (abortus
incompletus) di tandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari
uterus, sehingga sisanya memberikan gejala klinis.
ÿ Gejala klinis yang mungkin terjadi
-
Perdarahan
memanjang, sampai terjadi keadaan anemis.
-
Perdarahan
mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat.
-
Terjadi
infeksi dengan di tandai suhu tinggi
-
Dapat
terjadi degenerasi ganas (korio karsinoma)
ÿ Pada pemeriksa di jumpai gambaran :
-
Kanalis
servikalis terbuka
-
Dapat
di raba jaringan dalam rahim atau kenalis servikalis.
-
Kanalis
servikalis tertutup dan perdarahan bertambah terus.
-
Dengan
pemeriksanaan sonde perdarahan bertambah,
ÿ Penanganan keguguran tak lengkap
(Inkompletus)
a. Dalam keadaan gawat karena kekurangan
darah, dapat di pasang infus dan tranfusi darah, untuk memulihkan keadaan umum.
b. Pengobatan
-
Berikan
Uterotonika.
-
Antibiotika
untuk menghindari infeksi.
2.1.3
Patogenesis
Pada permulaan terjadi
perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya.
Kmeudian sebagian atau seluruhnya hasil konsepsi terlepas karena dianggap benda
asing maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya pada kehamilan 8 – 14
minggu sebagian dan konsepsi akan tertinggal di dalam.
2.1.4
Klasifikasi
A. Berdasarkan kejadiannya dibagi menadi 2
yaitu :
1. Keguguran spontan
Terjadinya tanpa ada unsur
tindakan dari luar dan dengan kekuatan sendiri.
2. Keguguran buatan
Sengaja dilakukan sehingga
kehamilan dapat diakhiri.
Upaya menghilangkan hasil
konsepsi dapat dilakukan berdasarkan :
Ø Abortus Provokatus Artificial / Abortus
Terapeaticus
Ialah menghilangkan kehamilan
atas indikasi iba, untuk dapat menyelamatkan jiwanya.
Indikasi medis tersebut antara
lain :
-
Penyakit
jantung, ginjal atau hati yang berat
-
Gangguan
jiwa ibu
-
Dijumpai
kelainan bawaan berat dengan pemeriksaan ultrasonografi
Ø Abortus Provokatus Kriminalis
Ialah pengguguran kehamilan
tanpa alasan medis dan ilegal. Pengguguran kandungan dilakukan atas dasar aspek
sosial, antara lain :
-
Menginginkan
jenis kelamin tertentu
-
Tidak
ingin punya anak
-
Jarak
kehamilan terlalu pendek
-
Belum
siap untuk hamil
-
Kehamilan
yang tidak diinginkan
B. Berdasarkan pelaksanaanya
Berdasarkan pelaku pengguguran kandungan, dapat dibagi atau
dikelompokkan yaitu :
1. Keguguran buatan terapeutik
Dilakukan secara medis secara
legeartis berdasar indikasi medis
2. keguguran buatan ilegal
Dilakukan tanpa dasar hukum
atau melawan hukum.
C. Berdasarkan gambaran klinisnya, dibagi
menjadi :
1. Abortus completus (keguguran lengkap)
Seluruh buah kehamilan lahir
secara lengkap
2. Abortus imminens
Abortus yang mengancam dan
masih ada harapan untuk mempertahankannya.
3. Abortus habitualis
Abortus yang terjadi berulang
dan berturut-turut terjadi sekurang-kurangnya 3 kali berturut-turut.
4. Abortus infeksia
Abortus yang disertai dengan
infeksi sebagian besar dalam bentuk tidak lengkap
5. Abortus incipiens (keguguran mengancam)
Pada pemeriksaan dalam
terdapat pembukaan mulut rahim, kehamilan masih dapat diselamatkan dengan
pengobatan dan tirah baring (sitirahat di tempat tidur).
6. Abortus Incompletus
Sebagian dari buah kehamilan
telah dilahirkan tapi sebagian (Jaringan Plasenta) masih tertinggal
didalam rahim. Gejala-gejala terpenting antara lain setelah terjadi abortus dengan pengeluaran
jaringan, perdarahan berlangsung terus.
2.1.5 Penyulit Keguguran
Keguguran
mempunyai penyulit sebagai berikut :
1. Perdarahan
-
Dapat
terjadi sedikit dalam waktu panjang.
-
Dapat
terjadi mendadak banyak, sehingga menimbulkan syok.
2. Infeksi
-
Pada
penanganan yang tidak legeortis.
-
Keguguran
tak lengkap.
3. Degenerasi Ganas
-
Keguguran
dapat menjadi khorio karsinoma sekitar 15 % sampai 20 %.
-
Gejala
khorio karsinoma adalah terdapat perdarahan berlangsung lama, terjadi pembesaran/perlunakan
rahim (Trias Acosia Sison), terdapat mestastase ke vagina atau lainnya.
4. Penyulit saat melakukan kuretage
Dapat terjadi perforasi dengan
gejala :
-
Kuret
terasa tembus
-
Penderitaan
kesakitan
-
Penderitaan
syok
-
Dapat
terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen.
2.1.6 Dasar diagnosis keguguran
Keguguran atau abortus yang
dibahas adalah yang terjadi spontan dan bukan keguguran buatan. Dugaan
keguguran diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut :
-
Terdapat
keterlambatan datang bulan
-
Terjadi
pendarahan
-
Disertai
rasa sakit
-
Dapat
diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi
-
Pemeriksaan
hasil test hamil dapat masih positif atau negatif
Hasil pemeriksaan fisik
terhadap penderita bervariasi
1. Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung
jumlah peedarahan
2. Pemeriksaan fundus uteri
-
Tinggi
dan besarnya tetap dan sesuai dengan umur kehamilan
-
Tinggi
dan besarnya sudah mengecil
-
Fundus
uteri tidak teraba di atas simfisis
3. Pemeriksaan dalam
-
Serviks
uteri masih tertutup
-
Serviks
sudah terbuka dan dapat teraba ,kehiban dan hasil konsepsi dalam kavum uteri
atau pada kanalis servikalis.
-
Besarnya
rahim (uterus) telah mengecil
-
Konsistensinya
lunak
2.2
Konsep Dasar Abortus Incompletus
2.2.1 Definisi Abortus
Incompletus
Sebagian dari buah kehamilan
telah dilahirkan tapi sebagian (Jaringan Plasenta) masih tertinggal
didalam rahim.
v Gejala-Gejala Terpenting
§ Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran
jaringan, perdarahan berlangsung terus.
§ Sering serviks tetap terbuka karena masih
ada benda di dalam rahim yang dianggap corpus allieneum, maka
uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi. Tetapi kalau
kebidanan ini dibiarkan lama, serviks akan menutup kembali.
v Hasil konsepsi yang terperangkap pada
serviks yang disertai perdarahan sehingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan
secara digital, cunam ovum atau dilakukan curetage.
Setelah itu
evaluasi perdarahan :
§ Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin
0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg per-oral.
§ Bila perdarahan tetap berlangsung,
evaluasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau D dan K (pilihan tegantung dari
usia gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagian-bagian Janin.
§ Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri
antibiotika profilaksis (ampicilin 500 gr oral atau doksisiklin 100 mg).
§ Bila terjadi infeksi, beri ampicilin 1 gr
dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam.
v Bila terjadi perdarahan hebat dan usia
gestasi di bawah 16 minggu segera lakukan evakuasi & AVM.
v Bila pasien tampak anemik, berikan sulfus
ferasus 600 mg per hari selama 2 minggu (anemia sedang) atau tranfusi darah (anemia berat).
2.2.2 Gambaran
Klinis Abortus dan Abortus
Incompletus
2.3
Konsep Dasar asuhan Kebidanan Menurut
Hellan Varney
2.1.1
Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Identitas / Biodata
Nama pasien : Untuk membedakan pasien yang satu dengan yang
lain.
Umur pasien : Untuk menentukan prognosa termasuk resiko
tinggi/tidak.
Bangsa / suku : Untuk mengadakan statistik kelahiran
Pendidikan : Untuk menentukan model komunikasi yang
igunakan agar motivasi yang diberikan efektif sesuai tingkat pendidikan.
Agama : Berhubungan dengan religius dan kepercayaan.
Pekerjaan : Untuk mengetahui taraf hidup sosial ekonomi.
Alamat : Untuk menentukan keadaan sosial budaya sekitar
tempat tinggalnya.
2. Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa yang
dirasakan klien kandungan dan untuk menegakkan diagnosa.
3. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui bagaimana
foal kandungan dan menentukan apakah ada kelainan atau tidak.
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
yang lalu berisi suami keberapa, umur kehamilan, jenis persalinan, penolong,
penyulit berat badan dan panjang badan bayi, jenis kelamin, hidup/mati,
meneteki.
5. Riwayat penyakit, klien dan keluarga
Untuk mengetahui apakah klien
dan keluarganya mempunyai penyakit yang mempengaruhi kondisi kehamilannya.
6. Pada kehidupan sehari-hari
Untuk mengetahui kebiasaan ibu
sehari-hari mengenai nutrisi, eliminasi, istirahat/tidur, aktivitas, personal
hygine, dan perilaku kesehatan.
7. Data Psikososial
Untuk mengetahui beaimana
respon ibu terhadap kelahiran bayinya.
B. Data Obyektif
Data ini diamil dari hasil
pemeiksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostik dan pendukung lainnya.
Data Obyektif meliputi :
1. Pemeriksaan Umum
-
Keadaan
umum : meliputi keadaan dari klien apakah baik, lemah.
-
Kesadaran : meliputi kesadaran kesehatan menyeluruh
-
Composmentis : Acuh
pada keadaan sekitar
-
Delirum : Memberontak
-
Saminolen : Mengantuk terus
-
Semi
koma : Tidak merasakan rangsangan
-
Koma : Tidak sadar
-
Tekanan
darah : normalnya 120/80 mmHg
-
Nadi : Teratur/tidak, normalnya 60-100 kali/mnt
-
Suhu : normalnya 36,50C – 37,50C
-
Lila : normalnya 23,5 cm
2. Inspeksi
Rambut : Bersih/tidak, apakah ada ketombe,
rontok/tidak.
Muka : Apakah skleranya ikterus/tidak, apakah conjungtiva anemis/tidak.
Leher : Apakah ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugulary.
Payudara : Apakah bentuk simetris/tidak, ada/tidak
hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol, keluaran.
Abdomen : apakah pembesaran sesuai dengan usia
kehamilan, strie dan linea ada/tidak luka bekas sc ada/tidak.
Vulva : Keadaan perineum, apakah ada varices,
tanda cadwik, flour albus, keluaran pervaginam.
Anus : Apakah anusnya bersih/tidak, ada
hemoroid/tidak.
Ekstremitas : Apakah varices atau odema.
3. Palpalasi
TFU : Untuk mengetahui umur
kehamilan dan perkiraan berat badan janin.
Leopold I : Untuk menentukan TFU, usia kehamilan dan
bagian apa yang ada pada fundus.
Leopold II : Untuk menentukan letak janin dalam rahim,
letak punggung janin dan bagian-bagian terkecil janin.
Leopold III : Untuk menentukan apa yang ada di bagian bawah
(letak terendah janin).
Leopold IV : Menentukan bagian terendah janin sudah masup
PAP/belum.
4. Auskultasi
Mendengarkan DJJ berapa kali
frekuensinya, bunyinya jantung janin normalnya 80 – 120 x/menit.
5. Perkusi
Refleksi petella kanan/kiri,
bila (-) kemungkinan adanya Refleksi urat saraf karena kekurangan vitamin
hipovitaminosis B1.
2.1.2
Interprestasi
Data / Diagnosa
Diagnosa
ditegakkan dan data hasil pengkajian, diagnosa harus memenuhi standart diagnosa
masalah.
2.1.3
Diagnosa
dan Masalah Potensial
Mengindentifikasi
masalah/diaognosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dari diagnosa yang
sudah diidentifikasi langkah ini dibutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan
pencegahan.
2.1.4
Kebutuhan
segera
Mengindentifikasi
kebutuhan segera oleh bidan/dokter untuk konsultasi/ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
2.1.5
Intervensi/Rencana
Asuhan.
Untuk
merencanakan rencana asuhan yang telah direncanakan secara menyeluruh dengan
efisien dan aman sesuai perencanaan.
2.1.6
Evaluasi
Tindakan
pengukuran antara keberhasilan dalam melaksanakan tindakan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasila tindakan yang dilakukan sesuai kriteria yang
diterapkan.
S : data yang diambil dari pasien secara
langsung
O : data obyektif yang diperoleh dari
pemeriksaan sesuai dengan data yang diperoleh
A : assessment (diagnosa) diambil dari
data yang diperoleh
P : planning (rencana kegiatan)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN
Anamnesa
tanggal 19-02-2011 Jam : 06.30 Oleh : Riea Endarma
A. Data Subyektif
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ini adalah hamil ke-4, usia kehamilan 3
bulan, mulai tadi tanggal 18 Februari 2011 jam 13.00 keluar perdarahan banyak bergumpal-gumpal dan
perut terasa mules-mules.
3. Riwayat Menstruasi
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
yang lalu
No
|
Suami ke-
|
UK
|
Jns Pers
|
Penol
|
Penyul
|
BB/PB
|
Jns. Kel
|
Hidup/
mati
|
Meneteki
|
KB
|
1.
2.
3.
4.
|
I
|
9 bln
9 bln
2bln
HamiL
|
Spt B
Spt B
Abortus
ini
|
Bidan
Bidan
-
|
-
-
-
|
3000/47
3200/47
-
|
♂
♂
-
|
H, 15 th
H, 7 th
-
|
2th
2th
|
pil
suntik
-
|
5.
Riwayat Kehamilan ini/ANC/TT
Ibu mengatakan ini adalah
kehamilan yang ke-empat dengan usia kehamilan 12 – 13 minggu, pada kehamilan
ini ibu belum merasakan gerakan janin dan sudah memeriksakan kehamilannya di
bidan 2x, mendapat TT 1x, pada Trimester I ini ibu merasakan mual-mual.
Kriteria
|
Trimester
I
|
Trimester
II
|
Trimester
III
|
Keluhan
|
Ibu mengatakan sering mual-mual
|
-
|
-
|
HE
|
Makan-makanan dengan menu seimbang dan makan dengan porsi sedikit
tapi sering, serta istirahat cukup
|
-
|
-
|
Terapi
|
Vitamin B6
Etabion 1 x 1
malam
TT 1x
|
-
|
-
|
6. Riwayat Kesehatan
· Riwayat penyakit yang pernah diderita atau
sedang diderita
Ibu
mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit seperti hipertensi,
jantung, asma,DM, hepatitis maupun penyakit menular.
·
Riwayat
penyakit keluarga
Ibu
mengatakan : tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit seperti
hipertensi, jantung, asma,DM, hepatitis maupun penyakit menular.
·
Perilaku
kesehatan
Ibu
mengatakan : tidak pernah merokok, minum-minuman keras, tidak pernah minum
jamu-jamuan.
7.
Riwayat psikologis
Ibu mengatakan bahwa diri dan
keluarga sangat mengharapkan keadaan kehamilannya akan baik-baik saja dan
berharap dapat lahir normal.
8.
Pola kehidupan sehari-hari
No
|
Pola
Kehidupan Sehari-hari
|
Sebelum
Hamil
|
Selama
Hamil
|
1
|
Pola Nutrisi
|
Ibu mengatakan makan 3x / hari dengan porsi cukup dengan menu nasi, tahu,
tempe, daging, telur, sayur, minum air
putih secukupnya setiap hari 6-7 gelas.
|
Ibu mengatakan makan 3x / hari dengan porsi sedikit-sedikit dengan menu
nasi, tahu, tempe, daging, telur, sayur, saat hamil lebih suka makan buah.
|
2
|
Pola Eliminasi
|
Ibu mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, BAK lancer
warna urine jernih.
|
Ibu mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, BAK sering.
|
3
|
Pola Aktifitas
|
Ibu mengatakan melakukan
pekerjaan rumah tangga sendiri.
|
Ibu mengatakan selama hamil ini malas melakukan kegiatan.
|
4
|
Pola Istirahat / Tidur
|
Ibu istirahat ± 7-8 jam perhari
dan tidur siang ± 2 jam .
|
Ibu istirahat ± 7-8 jam
dari jam dan istirahat siang ± 1-2 jam
|
5
|
Pola Seksual
|
Ibu mengatakan hubungan
seksual ± 2-3
x seminggu
|
Ibu mengatakan tidak
melakukan hubungan
seksual pada usia
kandungan 2 bulan.
|
6
|
Pola Personal Hygiene
|
Ibu mandi 2x sehari dan
selalu ganti baju dan celana dalam setiap hari waktu mandi.
|
Ibu mengatakan mandi 2x
/ hari dan selalu ganti baju.
|
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
K/U : Cukup
TB/BB : 155/60
Tensi/Nadi/Suhu : 120/80 mm Hg / 84 x/mnt / 36,5°C
2. Pemeriksaan Obstetrik
Ukuran
Panggul luar :
·
Distansia Spinarum : tidak dikaji
·
Distansia Cristarum : tidak dikaji
·
Bodeloque : tidak dikaji
·
Ukuran ling.pangul luar : tidak dikaji
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
-
Rambut : Rambut
bersih, hitam, tidak rontok
-
Muka :
o
Cloasma
gravidarum : Tidak ada
o
Conjungtiva
: Merah muda
o
Sclera
: Putih
-
Leher
o
Pembesaran
: Tidak
ada pembesaran vena jugulary, kelenjar tiroid, kelenjar limfe
o
Struma : Tidak ada
-
Dada :
-
Payudara
Bentuk : Simetris
Areola : Hiperpigmentasi Areola
Putting susu : Menonjol, kebersihannya cukup bersih
Keluaran : Colustrum - / -
-
Perut
o
Strie
: Lividae
o
Linea
: Nigra
o
Pembesaran
: tidak teraba
-
Vulva
o
Warna
: Merah Kehitaman
o
Luka
parut : Tidak ada
o
Keluaran
: Darah bergumpal
o
Varices
: Tidak
ada
o
Odema
: Tidak
ada
-
Anus
o
Hemoroid : Tidak
ada
- Ektremitas
atas / bawah
o
Varices
: Tidak
ada
o
Odema
: Tidak
ada
b. Palpasi
TFU : 3 jari diatas sympisis
Leopold I : -
Leopold II : -
Leopold III : -
Leopold IV : -
c. Auskultasi
DJJ : -
d. Perkusi
Refleks patella : + / +
4. Pemeriksaan penunjang
Hasil foto USG oleh dr. SpOG → Abortus
Incompletus
Darah :
hb : - gr
%
Urine :
Albumin :
Reduksi
:
5. Pemeriksaan Khusus
Vagina Toucher
VT
|
Hasil Pemeriksaan
|
Ø
Eff
Ketuban
Presentasi
Denominator
Hodge
|
1 cm
25 %
-
-
-
-
|
II.
INTERPRESTASI DATA / DIAGNOSA
Diagnosa : GIV P20012 UK 12 - 13 minggu dengan abortus incompletus
DS : Ibu mengatakan ini adalah hamil ke-4, usia kehamilan 3
bulan, mulai tadi tanggal 18 Februari 2011 jam 13.00 keluar darah banyak bergumpal-gumpal dan perut
terasa mules-mules.
DO : KU
: baik
TD : 120 / 80 mmHg HPHT : 20 – 11 – 2010
N : 84 x/mnt TFU : 3 jari di atas sympisis
S : 36,5 oC VT : - Ø 1 cm
RR : 20 x/mnt -teraba
jaringan sebagian
-Perdarahan banyak
Kebutuhan : - Berikan support
- Lakukan komunikasi terapeutik
III.
DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
v Anemia
v Infeksi post curetage
IV.
KEBUTUHAN SEGERA
-
Kolaborasi
dengan dr SpOG untuk pemberian terapi
1. Infus RL 20 tpm
2. Persiapan Curetage
3. Observasi
V.
INTERVENSI / RENCANA ASUHAN
Tanggal : 19-02-2011 Jam :
07.00 WIB
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama 4 jam dan setelah dilakukan tindakan curetage keadaan ibu baik dan tidak terjadi komplikasi
Kriteria :
- Keadaan ibu baik
-
TTV dalam batas normal
-
Perdarahan < 300 cc
-
Tidak ada tanda 4R (kolor, dolor, rubor, tumor)
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Lakukan komunikasi terapeutik dengan ibu dan keluarga
Jelaskan hasil pemeriksaan
Informed Concent
Berikan HE tentang :
ü Nutrisi
ü Personal Hygiene
ü Istirahat
Kolaborasi dengan dr. SpOG
|
- Untuk mempermudahkan dalam pemberian
terapi dan menjalin hubungan baik
- Agar ibu mengetahui tentang status
kesehatannya dan janinnya
- Persetujuan dari pihak keluarga untuk
suatu tindakan
Mengurangi resiko reflek menyumbat dari bahan makanan yang diserap.
Untuk kebersihan diri ibu
Untuk kecukupan istirahat
Untuk pemberian terapi
|
VI.
IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN
Tanggal/ Jam
|
Implementasi
|
TTD
|
19 Februari 2011
Jam : 09.00
|
1. Menjalin hubungan terapeutik dengan ibu dan keluarga
agar lebih kooperatif.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa janinnya
tidak bisa terselamatkan dan harus dilakuan curetage
Proses pengeluaran
janin.
Perdarahan banyak
TD:110 / 80 mmHg HPHT: 20 – 11 – 2011
N: 84 x/mnt TFU : Belum jelas
S:36,6 oC VT : Ø tidak ada
RR:20 x/mnt teraba jaringan sebagian
3. Menjelaskan kepada pasien atau keluarga tentang tindakan yang akan kita
lakukan dan mendapatkan persetujuan dari keluarga
pasien.
4. Memberikan HE tentang :
ü Nutrisi
menyarankan pada klien untuk puasa 4 sampai 6 jam sebelum tindakan
kuretage.
ü Personal Hygiene
menyarankan untuk menjaga kebersihan dan mengganti pembalut
sesering mungkin.
ü Istirahat
Menyarankan pada ibu untuk istirahat yang
cukup dan jangan tidur terlalu malam.
5. Kolaborasi dengan dr. SpOG untuk pemberian
teraphy : tindakan kuretage oleh dr.SpOG
|
|
2.1.
EVALUASI
Tanggal :19 Februari 2011 Jam
: 11.00
WIB
S : Ibu mengatakan merasa lega setelah di kuretage
O : K/U : baik
TD : 110/60 mmHG
N : 80 x/mnt
S : 36,5 oC
RR : 20 x/mnt
Perdarahan sedikit
Kontraksi
Telah
dilakukan tindakan curetage jam 09.30
Hasil
Kuretage : - jaringan
- stosel
A : P20022 dengan post curetage
P :
v
Observasi
2 jam
- observasi TTV, perdarahan , kontraksi dan
keluhan pasien.
v
Berikan HE
tentang :
- Istirahat yang cukup
- Gizi seimbang
- Tidak boleh melakukan aktifitas yang berat
v Kolaborasi dengan dr.SpOG
Therapy
post curettage :
- Infuse RL 20 tpm
Therapy
Oral :
-
Meflosin 3
x 500 mg
- Asam mefenamat 3x1
- Nonemia 1 x1
Follow
up 1 minggu lagi di poli kandungan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Abortus
incopeletus merupakan abortus dimana sebagian dari hasil konsepsi
telah keluar dari kavum uteri melalui canalis servikalis.
Hasil
konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan hingga ukuran
sedang, dapat dikeluarkan secara digital, setelah itu evaluasi perdarahan :
Ø Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin
0,2 mg IM atau mesoprostol 400 mg per oral.
Ø Bila perdarahan terus berlangsung,
evakuasi sisa hasil kosepsi dengan AVM atau D dan K(pilihan tergantung dari
usia gestasi, pembukaan serviks keberadaan bagian – bagian janin)
4.2 Saran
a) Bagi Pendidikan
Pendidikan diharapkan lebih
banyak memberikan masukan dan lebih memudahkan dalam pelaksanaan
praktik lapangan.
b) Bagi Ruangan
Mahasiswa menharapkan agar
petugas ruangan lebih mengarahkan dan membimbing mahasiswa praktik lapangan
dalam mengaplikasikan teori dan penyusun asuhan kebidanan.
c) Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu
mengaplikasikan teori yang telah didapat serta dapat menyusun asuhan kebidanan
secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arief.2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media
Aesculapius.
Prawiroharjo,
Sarwono.2005. Pelayanan
Kesehatan dan Perinatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Prawiroharjo,Sarwono.2002. Buku Praktis Pelayanan Kesehatan.
Mochtar,
Rustam, Prof. Dr. MPH .2002 . Synopsis
Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar