WELCOME TO ENDE FLORES KOTA RAHIMNYA PACASILAKOTA RAHIMNYA PACASILA

Rabu, 26 Februari 2014

Studi: Melamun Lebih Rentan Sakit

Beruntunglah orang-orang yang lebih mudah fokus dan konsentrasi. Melamun di tengah waktu kerja, jelas tidak menguntungkan.

Apalagi, sebuah penelitian terbaru menyebutkan, mereka punya ambang batas terhadap nyeri yang lebih tinggi daripada para pelamun. Untuk itulah, mereka lebih imun terhadap sakit.

bahaya melamun
Untuk pertama kalinya, penelitian itu menunjukkan sensitivitas orang terhadap nyeri yang ternyata ditentukan oleh struktur otak. Menurut Profesor Robert Coghill, ahli neurobiologi AS batas toleransi terhadap nyeri yang dimiliki manusia berbeda-beda.

"Kami menemukan, perbedaan jumlah materi abu-abu di otak seseorang berhubungan dengan bagaimana sensitivitas orang itu terhadap rasa sakit," kata Coghill, yang juga memimpin penelitian di Wake Forest Baptist Medical Centre itu.

Seperti dikutip dari laman Daily Mail, Kamis 16 Januari 2014, otak sejatinya terdiri atas materi abu-abu dan putih. Materi abu-abu berfungsi memproses informasi seperti komputer. Sementara itu, materi putih mengoordinasikan komunikasi antar daerah otak yang berbeda.

Para ilmuwan meneliti otak dari 116 relawan sehat. Sensitivitas terhadap rasa nyeri diuji coba dengan memanaskan secuil area kulit di kaki dan tangan. Setelah itu, para relawan dipindai struktur otaknya dengan MRI.

"Subjek dengan intensitas nyeri yang lebih tinggi, memiliki masalah kurangnya materi abu-abu dalam otak yang berkontribusi terhadap pikiran internal serta pengendali perhatian," ungkap Nichole Emerson, penulis dalam penelitian itu.

Struktur otak yang dianalisis, termasuk posterior cingulate cortex, precuneus, danposterior parietal cortex.

Posterior cingulate cortex dan precuneus merupakan bagian dari jaringan 'modus dasar', sebuah daerah otak yang berkaitan dengan pikiran bebas saat orang melamun.

"Modus itu dapat bersaing dengan aktivitas otak yang menghasilkan rasa sakit. Individu dengan 'modus dasar' yang tinggi, kepekaan terhadap rasa sakitnya pun berkurang," Coghill menerangkan.

Sedangkan area posterior parietal cortex, berperan penting dalam memfokuskan perhatian. Orang yang bisa menjaga pikirannya terfokus, juga lebih mungkin menjaga rasa sakit di bawah kontrol. Menurut Coghill, penelitian itu bisa menjadi dasar bagi pengobatan sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar